Sabtu, 26 April 2014

-=Yang Ngasih Nama Satu, Dua, Tiga, Empat=-

Rasa-rasanya, sudah cukup lama Zahro tidak memberi pertanyaan rumit buat saya. Tapi dua hari ini pertanyaan-pertanyaan arti katanya dimulai lagi. Dia bertanya apa itu hakim, kabupaten, vaksin. Kata-kata baru yang dia ketahui asbab bisa membaca. Saya katakan padanya, "Nah, kakak sudah bisa punya kamus sekarang. Nanti kalau mau cari arti kata bisa dilihat di kamus." Hahaha...

Kemarin dia bertanya mengapa kereta api jalannya begitu cepat, sedangkan sepeda motor kami tidak bisa cepat. Saya jawab karena kereta api sendirian saja memakai jalannya, sedangkan di jalan yang kami lalui ada begitu banyak kendaraan yang menggunakan jalan yang sama. Lalu dia bertanya lagi, "Kalau kereta apinya ketemu sama kereta lain gimana?" Waah... dengan kecepatan seperti itu tidak boleh ketemu kereta lain di jalan yang sama. Nanti tabrakan, deh.

Ah ya, kemarin dia ngomel-ngomel saat di jalan macet dan ada kendaraan yang membunyikan klakson di belakang. "Sabar dong, Pak. Itu di depan ada mobil. Kakak aja sabar ini. Bikin Kakak kaget aja." Hahaha.

Saat berhenti di sebuah lampu merah, yang berhenti di sebelah kami adalah sebuah ojek motor. "Itu motor untuk apa, Mi?" Tanyanya. Saya celingak-celinguk mencari kendaraan aneh yang mungkin menarik perhatiannya. Tidak ada. Tiba-tiba Bapak ojek bertanya, "Umur berapa? Udah sekolah?" Dan saya baru paham setelah Pak Ojek dan penumpangnya pergi bahwa motor si Bapaklah yang ditanya Zahro, hehe. Motor kuning dengan Bapak berjaket dan berhelm kuning bertuliskan Ojek Motor. "Oooo... itu namanya ojek motor, Kak."
Z: Ojek motor itu apa?
U: Jadi misalnya kakak mau pergi ke suatu tempat, Kakak telefon Bapak itu, trus minta tolong dianterin. Nanti kalau udah nyampe, bayar deh. Misalnya Kakak mau ke mana?
Z: Ke Jakarta.
U: Hahaha... Kejauhan. Kapan nyampenya? Yang di sini-sini aja.
Z:Ya udah, ke Surabaya.
Hahaha, lucunya dirimu, Kak.

Saat Maghrib, dia sholatnya lama. Selepas sholat dia bertanya.
Z: Sholat Kakak bagus nggak, Mi?
U: Bagus. Kok bagus kenapa?
Z: Karena di hati Kakak ada sholat.
U: Ooo... Lha kalau pas sholatnya cakar ayam di hati Kakak ada apa?
Z: Ada api.
U: Ih, kok seram?
Z: Iya. Makanya sholatnya cakar ayam.
Kalau sholatnya bagus, di hati ini ada syurga.
Hahaha... analogi yang unik tentang sholat khusyuk by Zahro.

Nah ketika makan malam, dia bertanya dan menjawab sendiri?
Z: Mi, Lima tambah Enam berapa? Sebelas. Enam tambah lima berapa? Sebelas.
Pertanyaan bentuk itu adalah pertanyaan gaya neneknya Zahro. Neneknya senang bertanya berapa jumlah 3+7, 4+6, 5+5, 2+8, dst. Sepertinya sangat berkesan buatnya. Dan dia jadi suka bertanya dan menjawab sendiri penjumlahan seperti itu.
Tiba-tiba saja dia nanya,
Z: Mi, siapa sih yang ngasih nama satu, dua, tiga, empat, sampai setrilyun?
U: Maksudnya, Kak?
Z: Kenapa satu dinamai satu, dua dinamai dua, sampai setrilyun? Yang ngasih nama siapa?
#Haduh, Umi tersudut nggak bisa jawab. Hahaha...

~Zahro's Journal 25042014~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar