Kamis, 30 Maret 2017

Cerita Non-Gadget Activity Anakku

Pekan lalu saya beli dua buah buku yang saya kira tentang traveler gitu. Ternyata hanya satu buku yang benar-benar tentang traveling. Satunya lagi lebih ke novel geografis gitu buat saya.

Novel geografis? Ada ngga sih istilah itu? Hahaha... entahlah. Intinya buku setebal 400 halaman itu berlatar dan berkisah tentang kehidupan pesisir di belahan timur Indonesia.

Asyik benar sepertinya novel itu buat gadis 8 tahun saya. Dia sukses menuntaskannya tidak lebih dari tiga hari. Dengan adegan air mata bercucuran beberapa kali. Saya aja belum berani membelah halamannya, takut kalau isinya terlalu berbobot untuk dicerna otak. Hahaha...

Jadi tadi saya minta dia menuliskan apa yang dia reguk dari novel itu. Dan dia menuliskan beberapa poin berikut:
1. Pengorbanan seorang ibu untuk anaknya.
2. Kasih sayang kepada teman.
3. Pengorbanan seorang kakak untuk adiknya.
4. Bertahan dan bersabar dalam kesulitan
5. Berusaha mendapatkan hidayah.

Nah, kan... berbobot banget, banyak korbannya... 😂😂😂

Jadi sebagai penghargaan atas enjoynya dia membaca novel itu, maka saya kasih dia bonus novel psikologi tentang disleksia dan novel biografi tentang "reach the dream" yang saya keruk-keruk dari kardus buku hasil benah-benah rak buku bulan lalu. Dan dia excited benget 😍😍😍

#ceritanongadgetactivityanakku
#funwithoutgadget
#homeschoolergirl

Jannah_UmmuZahro

Rabu, 20 Januari 2016

Mematangkan Alpukat dengan Tepat dan Cepat

Membeli alpukat mentah, memeramnya di box beras, dan hasilnya malah alpukat yang membusuk? 

Adakah yang pernah mengalaminya? Huhuhu, saya hampir selalu mengalaminya. Sampai-sampai saya selalu ragu untuk membeli alpukat mentah, karena sudah lebih dulu membayangkan bagaimana mereka akan membusuk sia-sia dan berakhir di tempat sampah. :-(

Endingnya, pilihan yang tersisa untuk menikmati enaknya alpukat hanya dengan membeli jus di penjual jus yang memang banyak tersebar di dekat rumah kami. Qodarullah, suami dan anak saya sangat senang minum jus alpukat. Kalau saya sih tidak begitu, sebab di penjual jus pasti jusnya selalu dibonusin susu, hehehe...

Tentu kita sudah mafhum bahwa alpukat adalah buah yang sangat kaya manfaat. Terutamanya bahwa dia mengandung lemak tak jenuh yang sehat, sarat protein dan vitamin. Bahkan dalam tip menurunkan berat badan, alpukat termasuk menu yang sangat direkomendasikan bagi yang berniat melakukannya.

Saya mulai optimis untuk mencoba kembali mematangkan alpukat di rumah setelah membaca-baca beberapa tip mematangkan alpukat yang benar di internet.

Ketika jadwal belanja keperluan dapur tiba dan di warung langganan saya banyak alpukat mentah, saya beranikan diri membeli. Awalnya saya ambil 5 buah, tapi karena enggak berani nekat, akhirnya 2 buah saya kembalikan lagi, hahaha...

Nah, dari sekian banyak cara, berikut cara yang saya pilih:
1. Mencuci bersih alpukat
2. Memotong bagian pangkalnya, karena dari bagian itulah pembusukan bermula dan akan menyebarkan kuman ke seluruh bagian alpukat.
3. Menutup bagian yang sudah dipotong dengan kertas bersih.
4. Menyimpan alpukat sampai matang pada tempat tertutup yang bersih atau di suhu ruang. Bisa juga dibungkus pake kertas koran.  Saya sendiri  menyimpannya di tempat beras.

Dan hasilnya.... Alhamdulillah matang dan cantik tanpa busuk dihari ke tiga.

Perasaan saya... Tentu saja senaaaang luar biasa... Tambah senang lagi karena anak saya langsung minta dibuatin jus begitu melihat alpukat hasil peraman Umminya. Alhamdulillaah... Laa quwwata illaa billaah :-) :-) :-)

Hasil praktek cara mematangkan alpukat (dok. pribadi)

Minggu, 17 Januari 2016

Sharing Pengalaman Mengurus Perpanjangan SIM Online

Bismillaah...

Ya, ya, ya... sekarang era serba online, ya... Segala macam dibuat sistem online-nya. Tentunya dengan niat memudahkan masyarakat.

Satu lagi fasilitas layanan publik yang baru saja saya manfaatkan sistem online-nya yaitu mengurus perpanjangan SIM secara online. Modalnya rasa penasaran, harapannya kemudahan dan waktu pengurusan yang lebih singkat.

Nah sebagai informasi awal, masyarakat bisa melakukan perpanjangan SIM secara online beberapa bulan sebelum SIM habis masa berlakunya sampai maksimal 3 bulan setelah SIM habis masa berlakunya. Tenang aja, tanggal masa berlaku menyesuaikan yang tertera di SIM kok, bukan tanggal kita mengurus. Jadi misalnya kita mengurus perpanjangan SIM tanggal 13 Januari 2016 untuk SIM yang akan habis masa berlakunya tanggal 10 April 2016, nanti tetap aja SIM yang baru habis masa berlakunya tanggal 10 April 2021.

Nah, kalau yang habis masa berlaku SIM-nya udah lewat 3 bulan, silakan datang ke Polresta setempat, dan memproses sebagaimana membuat SIM baru. Waduuuh... kebayang deh ribetnya ngurus SIM pertama kali dulu. :D :D :D

Okey, kita lanjut ya...
Kita bisa memanfaatkan fasilitas SIM Online di tempat-tempat yang sudah disediakan Polri. Adapun untuk layanan SIM keliling, untuk DI. Yogyakarta, kata pak polisi yang ngasih briefing informasinya bisa dilihat di surat kabar lokal. Di situ udah ada daftar lokasi ngetemnya SIM keliling selama satu bulan. Nah, saya sendiri memilih untuk mengurus perpanjangan SIM secara online di SIM Corner Polda DIY yang terletak di Lower Ground JCM (Jogja City Mall) Yogyakarta. Info dari pak polisi lagi nih... Tadinya SIM Corner ini ada di Ambarukmo Plaza, tetapi kemudian sudah dua tahun ini dipindah ke JCM.

Berikut terms & conditions layanan SIM Corner JCM:
1. SIM Corner JCM setiap hari aktif layanan hanya menyediakan 100 lembar formulir.
2. SIM Corner beroperasi sesuai jam operasi mall, yaitu jam 10 pagi, istirahat jam 12.30-13.30, dan lanjut lagi sampai semua formulir hari itu selesai. Oya, dijam istrahat counternya ditutup, jadi silakan jalan-jalan dulu di mall, ya... hehehe...
3. SIM Corner JCM tidak menyediakan nomor antrian diawal kedatangan. Antrian ditentukan dari siapa yang paling cepat mengisi dan menumpuk formulir.
4. Jika kita datang kesiangan dan kehabisan formulir, kita boleh menumpuk fotokopi KTP dan SIM, dan akan didahulukan mendapat formulir pada keesokan harinya.

Nah, udah kebayang belum apa konsekuensi dari tidak adanya nomor antrian sedang jumlah formulir yang disediakan hanya 100 lembar? Iya, betulllll, dari jam 8.30 udah rame yang antri. Saya bahkan awalnya nggak tahu bahwa ada mekanisme nomor 4 seperti yang saya tulis di atas. Padahal poin itu akan menguntungkan mereka yang pada hari sebelumnya sedih karena nggak kebagian formulir, hehehe...

Berikut beberapa hal yang saya anggap bad effect dari mekanisme di atas:
1. SIM corner itu terletak di dalam mall. Ngga ada nomor antri dan jumlah formulir yang terbatas bikin masyarakat yang mau ngurus perpanjangan SIM jadi cemas, sehingga memutuskan untuk datang pagi-pagi. Padahal mall belum buka. Walhasil, security kena tegur manajemen mall, dan masyarakat yang mau urus SIM kena tegur sama security. Kalau saya malah curcol aja ke security, bilang saya datang pagi begitu karena sehari sebelumnya saya nggak kebagian formulir. Akhirnya security nggak jadi minta saya menunggu di luar. :) :) :)
2. Petugas SIM corner membuka loket tepat jam 10.00. Mantap untuk ini, on time. Mereka menyediakan keranjang untuk menumpuk fotokopi KTP dan SIM yang akan diperpanjang di pintu masuk. Nah di sini kejujuran kita diuji, nih. Yang nggak jujur sangat berpeluang menyelipkan berkasnya ke bawah-bawah walaupun dia datang belakangan, yang endingnya dia akan dipanggil lebih dulu untuk mendapatkan formulir, karena pak polisi akan membalik tumpukan berkas itu. Yang paling bawah akan dipanggil lebih dulu.

Saya kurang paham kenapa pak polisi bikin mekanisme seperti itu. Mungkin untuk menguji kejujuran dan ketertiban masyarakat, hahaha... Yang jelas kok ya memang tetap tertib ya kami-kami yang berjubel tapi tanpa nomor antri. Yang dapat tempat duduk bersyukur, yang nggak dapat tempat duduk berdiri aja clingak-clinguk. Setiap ada yang dipanggil dari yang kebagian tempat duduk, yang nggak kebagian tempat duduk bergegas menduduki kursi yang kosong dan si empunya harus merelakan kursinya diduduki orang lain, kekeke...

Sekarang saya rincikan proses yang saya jalani saat mengurus SIM Online di SIM Corner JCM, ya...
1. Taruh fotokopi e-KTP dan SIM yang akan diperpanjang di keranjang yang tersedia. Setelah semua orang menumpuk berkasnya, pak polisi akan mengambilnya dan membawa ke mejanya. Lalu pak polisi akan memberi penjelasan (briefing).
2. Pak polisi akan memanggil nama sesuatu urutan tumpukan berkas, lalu menyatukan berkas tersebut dengan formulir. Saat menerima formulir, serahkan KTP dan SIM yang asli kepada pak polisi. Kalau kita mau memperpanjang 2 SIM, kita akan mendapat 2 formulir.
3. Isi formulir secepatnya, karena proses ini yang akan menentukan antrian sampai akhirnya SIM tercetak, hehehe... Pak polisi ngasih tip untuk ini, yaitu: bawalah pulpen sendiri karena petugas tidak menyediakan pulpen, dan pada kolom alamat, kalau memang sesuai KTP tulis aja SDA, maksudnya sesuai dengan berkas yang kita lampirkan.
4. Kalau udah selesai, tumpukin deh itu formulir ke keranjang yang sudah disediakan untuk formulir. Berkas-berkas ini akan diambil oleh bagian kesehatan. Kalau kita udah bawa surat sehat, maka kita akan langsung diarahkan ke loket bank BRI untuk pembayaran.
5. Tahap selanjutnya adalah pemeriksaan kesehatan yang sangat simpel. Seorang dokter akan mengecek tekanan darah dan menanyakan berat badan, dan dokter yang lain mengetes apakah kita buta warna. Kalau kita terindikasi tidak buta warna, hanya 4-5 kartu aja yang disajikan bu dokter dengan acak dan kecepatan lumayan bikin kaget, kekeke... Di sini kita kena biaya pemeriksaan kesehatan sebesar Rp. 30.000,-
6. Kalau sudah beres pemeriksaan kesehatan, kita akan diarahkan ke loket bank BRI untuk membayar biaya perpanjangan SIM, yaitu: Rp 80.000 (untuk SIM A) dan 75.000 (untuk SIM C). Untuk jenis SIM yang lain silakan gugling aja, yah... :-).
7. Setelah selesai urusan pembayaran, kita akan mendapatkan nomor antrian untuk foto dan sidik jari. Rerata per orang memerlukan sekitar 2-5 menit untuk tahap ini karena juga ada verifikasi data. Kalau data yang diinput nggak sesuai dengan yang sebenarnya (misal kita ada salah nulis) bakal agak lama juga untuk memastikan dan memperbaiki.
8. Tunggu dipanggil lagi sama petugas untuk penyerahan SIM baru dan pengembalian KTP asli.
9. Di dekat pintu masuk ada petugas ramah yang menawarkan laminating SIM. Biar awet katanya. Biayanya Rp. 5000,- saja.

Dan... Alhamdulillaah... perpanjangan SIM sudah selesai. :) :) :)

Semoga informasi ini bermanfaat, ya...

Sharing Pengalaman Mengurus Paspor Anak dan Perpanjangan Paspor Secara Online

Bismillaah...
Baru-baru ini saya memanfaatkan fasilitas online untuk perpanjangan paspor suami dan pengurusan paspor anak saya. Alhamdulilllaah lumayan deh jumlah waktu untuk antri yang bisa di-cut dengan memanfaatkan fasilitas ini, dengan beberapa catatan tentunya... hahaha... tetap aja, ya...

Cerita sedikit nih... Dua tahun lalu, saya pernah hampir mencoba layanan paspor online. Saat itu menurut saya belum semudah tahun ini memanfaatkan fasilitas paspor online. Seingat saya juga laman website imigrasi untuk pengurusan paspor online pun belum sederhana, dan saya harus meng-upload hasil scan berkas-berkas dengan syarat resolusi tertentu. Akhirnya, waktu itu saya batal mengurus paspor dengan cara online. Ribetttt... Back to conventional way ajalahhh, antri dari pagiiii...

Waktu dulu masih ribet, kudu upload-upload scan berkas :D :D :D

Nah, 6 bulan ke depan paspor suami habis, dan kami mau buatin paspor juga untuk anak. So, awal bulan ini saya agendakan untuk mengurus keperluan tersebut. Saya memang ada niat untuk mencoba lagi mengurus secara online. Karena itu, sebelum saya buka lagi website imigrasi, saya udah persiapan duluan, scan semua berkas yang kira-kira saya butuhkan. Mulai dari KTP saya dan suami (untuk syarat bikin paspor anak, beberapa berkas saya juga saya scan), akte lahir anak dan suami, kartu keluarga, buku nikah, juga paspor saya dan suami. Ibarat kata, sedia payung sebelum hujan, deh... hehehe...

Setelah itu, saya masuk ke website imigrasi untuk pengurusan paspor online. Ini dia alamatnya.
Saya langsung yang, "Wah, kayaknya beda tampilannya dengan 2 tahun lalu." Nah, dari halaman muka pengajuan paspor online ini, berikut langkah-langkahnya:
1. Klik link "Pra Permohonan Personal".
2. Isi Jenis Permohonan, pilih sesuai dengan kebutuhan.
3. Pilih jenis paspor. Pilihannya cuma satu sih, hahaha... yaitu 48H Perorangan. Ini adalah jenis papor dengan jumlah halaman 48.
4. Pilih di kantor imigrasi mana kita akan mencetak paspor.


Tampilan Entri Data Untuk Mengurus Paspor Online Terbaru

5. Setelah itu klik menu 'Lanjut", dan silakan isi data diri/informasi pemohon. Untuk paspor anak, maka gunakan NIK yang ada di KK, Tempat dan tanggal ID dikeluarkan sesuai dengan tempat dan tanggal KK dikeluarkan, dan ID berlaku sampai dengan, diisi tanggal 5 tahun setelah KK dikeluarkan. Nah, pengalaman saya kemarin KK kami dikeluarkan tahun 2010, semestinya saya memilih tahun 2015. Tetapi sudah nggak ada tahun itu, paling kecil 2016, kekeke... Akhirnya saya pilih tahun 2016. Alhamdulillah proses entri data bisa lanjut.
6. Setelah semua data terentri dengan benar, maka kita akan mendapat kiriman e-mail dari imigrasi berupa  konfirmasi permohonan,  rincian biaya pengurusan paspor, dan bukti pengantar ke bank. Silakan print bukti pengantar dan datang ke Bank BNI terdekat. Totally yang harus kita bayar adalah sejumlah Rp. 355.000,- dengan rincian Rp. 300.000,- biaya paspor, Rp. 50.000,- biaya jasa TI Biometrik dan Rp. 5000,- administrasi untuk bank.

Skrinshut Surat Pengantar ke Bank

7. Silakan masuk lagi ke e-mail dan lanjutkan permohonan dengan mengikuti prosedur/url yang sudah ada di badan e-mail. Kita akan sampai ke link konfirmasi. Di laman tersebut, masukkan nomor jurnal bank yang tertera di bukti pembayaran, dan silakan pilih tanggal  kedatang ke kantor imigrasi. Kalau sudah beres semua, kita akan menerima email lagi berupa Tanda Terima Pra-Permohonan yang menerakan jadwal kedatangan kita.

Skrinshut Tanda Terima Pra Permohonan

8. Silakan datang pada tanggal tersebut ke kantor imigrasi dengan membawa berkas-berkas yang dibutuhkan, antara lain: Akte Lahir atau Ijazah asli dan fotocopy, KTP asli dan fotocopy, Kartu Keluarga Asli dan fotocopy, Buku Nikah Asli dan fotokopi (bagi yang sudah menikah dan untuk paspor anak), Paspor lama asli bagi yang mengurus perpanjangan. Sampai di KanIm silakan ambil nomor antrian untuk pengajuan online, dan tunggu panggilan untuk verifikasi berkas, wawancara dan foto. Nah, setelah semuanya selesai, kita akan menerima surat untuk pengambilan paspor, yaitu 3 hari sesudahnya.

Catatan tambahan, untuk paspor anak, ada surat pernyataan bermaterai yang harus dibuat orangtua. Form sudah disediakan imigrasi, kita tinggal isi, Kemarin saya bawa materai dari rumah. Mungkin bisa beli di petugasnya juga.

Nah, ternyata sekarang nggak perlu upload-upload berkas, lho. Cukup membawa berkas asli dan fotokopi pada hari kedatangan ke imigrasi. Tapi saya nggak nyesal kok udah scan-scan banyak berkas, insya Allah someday akan bermanfaat.

Secara pribadi, saya merasa cukup nyaman dengan proses mengurus paspor online yang kami jalani. Memang kami harus datang ke BNI untuk pembayaran, kemudian perlu dua kali ngeprint, yaitu ngeprint surat pengantar ke bank dan tanda terima pra-permohonan. Tapi waktu menunggu di kantor imigrasi sangat terkurangi. Dan ini sungguh menyenangkan, nggak antri terlalu lama. Nggak tahu ya bagaimana di kota lain, kalau di Jogja tuh tiap hari penuuuuhhhh aja kantor imigrasi. Sampai-sampai pihak imigrasi Jogja berbaik hati nyediakan camilan gratis, hehehe...

Semoga sharing ini bermanfaat untuk yang bermaksud mengurus paspor secara online, ya...


Sabtu, 30 Mei 2015

Homeschooling Journal: Coloring, Cutting & Gluing Activity

Seorang sahabat saya pernah berkata, "Supaya anak bisa menulis rapih itu, salah satu caranya adalah dengan melatih keterampilan motorik halusnya."

Lalu, motorik halus itu apa sih?
Motorik halus adalah koordinasi otot-otot kecil, yang biasanya melibatkan sinkronisasi tangan dan jari-jari dengan mata. Menulis merupakan tingkat keterampilan motorik halus yang tinggi, istilahnya fine-fine motor skills. Nantinya, menulis merupakan kemampuan motorik halus yang sangat penting dalam proses belajar ananda.

Di usia yang lebih dini, banyak sekali bentuk-bentuk aktivitas motorik halus yang menarik dan menyenangkan yang bisa dilakukan ananda bersama orangtua, misalnya: bermain corat-coret di beragam media, fingerpaints, menjumput benda-benda kecil dengan jempol dan telunjuk, menggunting, menempel, mewarnai, meronce, mengikat tali, memasang kancing baju atau resleting, daaaaaaaan masih banyak lagi.

Anak saya sangat senang dengan aktivitas menggunting. Hanya saja, sekadar menggunting kayaknya cuma menghasilkan sampah deh. Karena itu, saya coba hunting lembar aktivitas yang tak sekadar menggunting, tapi juga mewarnai dan menempel sekaligus. Sehingga hasil guntingannya nggak terbuang. :D

Di internet, cukup banyak kok lembar kerja motorik halus yang bisa kita unduh dengan gratis. Tinggal dicetak, lalu bisa dikerjakan, deh. Salah satunya yang kami jadikan aktivitas belajar kemarin.


Sumber gambar: http://kiboomukidssongs.com


Asyik menempel setelah mewarnai dan menggunting
Foto: dokumen pribadi

Stimulasi motorik halus sekaligus verbal

Oya, aktivitas mewarnai saya kembangkan lagi untuk belajar bahasa. Petunjuk warna di lembar aktivitas saya tulis di whiteboard dalam tiga bahasa: Indonesia - Inggris - Arab. Nah, sambil mewarnai, menggunting, dan menempel, anak juga menambah beberapa kosa kata dalam tiga bahasa.
Menguntungkan, bukan? :-)

Nah, ini dia hasilnya...
Cantik, ya? ^^

Dua ekor burung hasil coloring, cutting & gluing activity
Selamat mencoba, semuanya... ^^

~eMJe~
Zahro's Homeschooling Journal
29052015

Resume Tatsqif: Menghidupkan Hati Dengan Al-Qur'an

Bismillaah...

Alhamdulillaah... Beberapa waktu terakhir Allah beri saya taufik untuk mulai mencatat rapih materi tatsqif yang saya hadir di majelis itu. Rasanya sayang kalau saya simpan sendiri. Bukantah insya Allah akan lebih bermanfaat jika bisa dibaca sahabat-sahabat yang belum bisa hadir di majelis yang dimuliakan Allah?

Saya berazam, insya Allah jika Allah beri rizqi umur, keluangan waktu, dan keringanan langkah untuk menghadiri majelis ilmu, maka saya akan mencatatnya dan membagikannnya. Semoga catatan sederhana ini bermanfaat untuk saya dan untuk pembaca lainnya. Menjadi asbab hidayah untuk kita semua. Insya Allah niat mengamalkannya juga, ya...


Menghidupkan Hati Dengan Al-Qur'an

==========================
Oleh: Ustdz. Syathori Abdurrouf
==========================

Al-Qur'an telah dirancang Allah Ta'ala 'ada' dalam hati kita.
Sesungguhnya hati telah siap menerima pesan-pesan/nasihat-nasihat Al-Qur'an.
Hati ibarat badan, Al-Qur'an adalah ruhnya.
Jika di dalam hati tidak ada Al-Qur'an, ibarat badan tanpa ruh.
Bagaimanakah jika orang yang sudah mati dinasihati? Tentu tidak merespon. Demikian pula orang yang hatinya sudah mati, tidak akan merespon sebaik apapun nasihat. Ibarat murid yang belum menempatkan gurunya di hatinya, dia enggan mengerjakan apa yang diminta sang guru.
Hati yang hidup, adalah yang di dalamnya telah bersemayam Al-Qur'an yang mulia.
Al-Qur'an adalah sumber pedoman hidup. Orang yang hatinya mati adalah orang yang tidak mau menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidupnya.
Firman Allah Ta'ala:

"Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai tadzkirah (peringatan) bagi orang yang takut (kepada Allah)."
(QS. Thaahaa (20): 1-3)

Maknanya, tiadalah Al-Qur'an diturunkan melainkan untuk menjadi tadzkirah bagi kehidupan kita.
Bagaimana agar Al-Qur'an masuk ke dalam hati kita?
Yang membuat kita mentaati Al-Qur'an hakikatnya bukan diri kita sendiri, melainkan Allah Ta'ala.
Lakukanlah apa yang bisa kita lakukan, nanti Allah akan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan.
Proses memasukkan Al-Qur'an ke dalam hati, ibarat proses makan:
1. Ibarat makan, jika hendak makan, maka kita harus mau membuka mulut, mengunyah dan menelannya. Maka untuk memasukkan Al-Qur'an ke dalam hati, kita harus mau membuka hati.
Caranya?
- Belajar-mengajar Al-Qur'an
- membaca Al-Qur'an
- Menghafal Al-Qur'an

2. Ibarat makan, kita perlu tahu manfaat makanan yang kita makan. Demikian pula dengan Al-Qur'an. Kita perlu memahami Al-Qur'an dengan benar, agar tidak salah memahami Al-Qur'an.

Contoh:
Apakah kita sudah merasa mudah menginfakkan apa yang paling kita cintai?
Allah Ta'ala berfirman:

"Kalian tidak akan sampai pada kebajiakan yang sempurna (mendapat surga) sampai kalian menafkahkan yang paling kalian cintai." (QS. Ali Imran (3): 92)

Jika kita masih merasa berat menginfakkan yang paling kita cintai, artinya kita masih salah memahami Al-Qur'an, sebab berarti kita menolak surga.

Bagaimana kita membalas orang yang menyakiti/berbuat jahat kepada kita? Jika kita membalas perilaku buruk dengan perilaku buruk, berarti kita masih salah memahami Al-Quran. Sebab Allah Ta'ala berfirman:

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik..." (QS. Fushshilat (41):34)

Agar kita memahami Al-Qur'an dengan benar:
- Pelajari tafsir Al-Qur'an.
- Tafakkuri dan tadabburi.

3. Ibarat makan, setelah makanan kita telan dan masuk ke lambung, proses selanjutnya bukan lagi kuasa kita, melainkan kuasa Allah Ta'ala. Demikian juga, jika kita telah membuka hati untuk dimasuki Al-Qur'an, terus-menerus mempelajari dan memahami isi Al-Qur'an, maka Allah akan menjadikan hati kita hati yang bersih (qolbun salim)



-=Tatsqif pagi Masjid Nurul Islam, Yogyakarta=-
~09052015~


Jika ingin melihat Al-Qur'an Arabic: http://quran.com

Rabu, 11 Februari 2015

Menakar Kesiapan Anak Masuk Sekolah Dasar

gambar diambil dari clipartpanda.com
Case:
Lila masuk playgroup sebelum genap berusia 3 tahun. Masuk TK A usia kurang dari 4 tahun, dan TK B usia kurang dari 5 tahun. Tak terasa sebentar lagi sudah tahun ajaran baru. Sejumlah SD sudah mulai membuka pendaftaran siswa baru. Ayah dan bunda Lila merasa ragu mendaftarkan Lila ke SD, sebab di bulan Juli nanti usianya belum genap 6 tahun. Apakah usia Lila masih terlalu muda untuk masuk SD tahun ini? Apakah nanti Lila akan mengalami kesulitan jika masuk SD tahun ini? Tetapi bukankah Lila sudah terlampau lama di TK? Pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk di pikiran ayah-bundanya.

Meskipun merasa ragu, ayah-bunda Lila tetap melakukan survei ke beberapa sekolah dasar. Ternyata semua sekolah dasar swasta yang mereka kunjungi berkenan menerima siswa baru yang usianya belum mencapai 7 tahun, bahkan belum mencapai 6 tahun. Namun pihak sekolah mengemukakan bahwa nanti akan ada tes untuk mengetahui kesiapan anak masuk sekolah. Jika hasilnya siap, maka anak diterima. Jika belum siap, maka anak tidak bisa masuk ke sekolah tersebut. Ayah dan bunda Lila mengangguk-angguk setuju dengan prosedur tersebut, walau dalam hati masih bertanya-tanya, seperti apa sih yang dimaksud dengan siap masuk sekolah dasar? Apakah tanda siap masuk SD adalah kemampuan calistung? Ah, kalau hanya calistung, ayah dan bunda Lila sangat percaya diri. Lila sudah ikut les calistung sejak umur 4 tahun. Ayah dan bunda yakin dia pasti akan lulus.


Kenyataan pahit tentang tuntutan mampu calistung kepada anak usia dini
Kejadian di bawah ini benar-benar saya temui di sebuah TK:
  • Hari Senin di ruang kelas sebuah TK, anak-anak kecil berusia 4 tahun tampak sibuk menulis di buku garis-garis mereka. Ada tugas menyalin kalimat dari bu guru.
  • Hari Selasa mereka tampak membaca Iqro’. Satu per satu maju ke meja bu guru untuk dicek bacaannya.
  • Hari Rabu masih di ruangan itu, anak-anak tampak menghitung angka-angka.
  • Hari Kamis, di ruangan yang sama, anak-anak kecil itu riuh-rendah membaca kalimat-kalimat yang ditulis bu guru di papan tulis.
Sepanjang senin sampai kamis itu, sebagian kecil anak-anak itu tampak tekun mengerjakan tugas-tugas dari bu guru, khususnya anak perempuan. Tetapi anak laki-laki, tak berapa panjang konsentrasi mereka. Ada yang berlari, memanjat, berteriak, bahkan berguling-guling dengan sesama teman, tak lama setelah kelas dimulai. Di kelas sebelah – kelas anak yang lebih besar usianya, lebih parah keadaannya. Ibu guru bahkan sampai berteriak dari balik mejanya, meminta anak-anak untuk tenang.

  • Alhamdulillah, hari Jum’at tiba. Hari ini anak-anak memakai seragam olah-raga. Betapa ceria mereka mengikuti gerakan bu guru.
  • Hari sabtu, mereka lebih sumringah lagi, sebab hari ini mereka belajar menggunting, melipat kertas, menggambar, juga mewarnai.
Ketika saya bertanya kepada kepala sekolah mengapa porsi calistung di TK itu banyak sekali, begini jawaban beliau, “Kami serba-salah, Bu. Mengajarkan calistung sebenarnya bertentangan dengan prinsip dasar pendidikan anak usia dini. Tetapi setiap orangtua yang mendaftarkan anaknya pasti ingin kepastian bahwa anaknya lulus TK sudah bisa membaca. Kalau tidak maka mereka tidak jadi mendaftarkan anaknya sekolah di sini.”

Membaca, menulis, dan berhitung atau biasa dikenal dengan istilah calistung adalah sejumlah kemampuan yang biasanya dipersiapkan ayah-bunda sebelum anak masuk sekolah dasar. Jika perlu, selain sekolah, anak juga diikutsertakan les membaca. Masyarakat umum meyakini bahwa kemampuan calistung adalah modal keberhasilan pendidikan anak saat memasuki sekolah dasar. Anak yang sudah mahir calistung, diyakini akan mudah menuntaskan tugas-tugas di sekolahnya kelak.

Sah-sah saja jika anak usia dini, menjelang masuk sd disiapkan kemampuan calistung dengan metode yang menyenangkan bagi mereka. Tetapi patut menjadi perhatian kita bersama, bahwa keberhasilan seorang anak dalam mengikuti proses belajar di kelas, tidak cukup hanya dengan bekal kemampuan calistung. Anak juga memerlukan aneka kemampuan dan keterampilan lainnya, misalnya kemampuan beradaptasi, kemampuan bersosialisasi, kemampuan mengelola emosi, kemandirian, keberanian, juga kemampuan berkomunikasi.

Anak yang sudah mahir calistung namun belum mau berpisah dengan orangtua tentu akan menghambatnya mengikuti aktivitas belajar dengan baik. Anak yang sudah mahir calistung namun terhambat perkembangan sosialnya juga akan mengalami hambatan dalam berinteraksi di sekolah.


Apakah yang dimaksud dengan kesiapan masuk sekolah dasar?
Ada dua hal yang biasanya perlu diperhatikan sebelum anak masuk sekolah dasar, yaitu:
  1. kematangan masuk sekolah (school maturity
  2. kesiapan masuk sekolah (school readiness).
Kematangan mengacu pada pertumbuhan biologis yang perlu dicapai sebelum masuk sekolah, misalnya kematangan otak untuk memahami konsep membaca, menulis, menghitung, dan memahami sudut pandang orang lain. Kematangan tidak bisa dipercepat, karena sudah berproses sedemikian rupa secara alami. Biasanya anak matang secara biologis untuk memasuki sekolah dasar adalah pada usia 6 tahun. Karena itu pula yang dikatakan sebagai usia dini adalah usia 0-6 tahun. Secara fisiologis, pada usia 0-6 tahun otak kanan anak berkembang jauh lebih pesat. Sedangkan perkembangan pesat otak kiri baru dimulai sejak anak memasuki usia 7 tahun. Sedangkan sebagaimana kita ketahui, tuntutan pembelajaran di sekolah dasar umumnya lebih banyak melibatkan kemampuan otak kiri.

Kematangan secara biologis, selain ditunggu juga perlu didukung stimulasi. Stimulasi yang disajikan kepada anak akhirnya mewujudkan sebuah kesiapan. Perlu diingat bahwa stimulasi yang gencar, masif, dan intensif tidak akan bisa mempercepat kesiapan, sebab kesiapan memerlukan kematangan. Ada efek timbal balik antara nature (alami) dan nurture (stimulasi).

Kesiapan anak masuk sekolah dasar akan berbeda satu dengan yang lain, kapan akan dicapai. Hal ini sangat tergantung pada stimulasi yang diberikan dan kematangan yang dicapai. Sama halnya seorang anak yang berusia 6 bulan jika dipaksa untuk bisa berbicara pasti belum bisa karena organ-organ verbalnya belum matang. Tetapi mungkin saja ada anak usia 24 bulan belum mengeluarkan kata pertama karena kurang stimulasi.

Aspek-aspek Perkembangan Anak
Secara umum, ada empat aspek perkembangan anak yang kesemuanya semestinya berkembang optimal saat mempertimbangkan untuk mendaftarkan anak masuk SD. Orangtua bisa mengamati perkembangan ini dengan mengamati anak sehari-hari. Perkembangan tersebut antara lain:
1. Perkembangan Fisik dan Motorik
Untuk perkembangan motorik, berkaitan dengan kesiapan masuk sd orangtua perlu melihat bagaimana kematangan motorik halus anak. Kemampuan motorik halus akan mempengaruhi kemampuan anak menulis. Banyak aktivitas-aktivitas sederhana yang bisa diterapkan orangtua untuk melatih motorik halus anak, misalnya: menggunting, menempel, mewarnai, melipat, menggambar, menebalkan garis, dll. Orangtua juga perlu mengamati kemampuan anak memegang alat tulis dengan tepat.
2. Perkembangan Sosial
Kemampuan sosial akan mempengaruhi interaksi anak dengan teman sebayanya atau yang lebih tua darinya, misalnya guru atau kakak kelas. Amati apakah anak mudah beradaptasi dengan lingkungan sosial baru, apakah anak mudah memulai pertemanan, dan bagaimana kemampuan anak menyelesaikan konflik dengan teman sebaya.
3. Perkembangan Emosi
Anak-anak yang hendak memasuki jenjang sekolah dasar perlu memiliki kematangan emosi yang baik. Model pembelajaran di sekolah dasar tentu berbeda jauh dengan saat anak masih di TK. Jumlah jam belajar, tingkat kesulitan pelajaran, dan tugas-tugas pasti mempengaruhi mood anak. Misal saat TK anak hanya belajar dari jam 8 sampai 10, ternyata di sekolah dasar anak harus belajar dari jam 7.30 sampai 12. Contoh lainnya saat TK anak banyak melakukan aktivitas otak kanan, misal bermain, bernyanyi, menggambar, mewarnai, menari. Tetapi di sekolah dasar anak banyak melakukan aktivitas yang melibatkan otak kiri.Orangtua perlu mengamati kematangan emosi anak dalam menghadapi perubahan ritme dari TK ke SD.
4. Perkembangan Kognitif (intelektual)
Perkembangan kognitif tentu saja merupakan modalitas belajar. Perkembangan inilah yang sejak awal saya uraikan dalam tulisan ini. Perkembangan kognitif merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi kemampuan anak dalam menyerap pembelajaran di sekolah.

Keempat aspek perkembangan tersebut perlu terpenuhi secara keseluruhan, karena satu sama lain akan saling menguatkan keberhasilan anak mengikuti aktivitas belajar di sekolah dasar.

Nah, para orangtua yang mempunyai anak-anak di TK B, bagaimana kesiapan masuk SD ananda?


Oleh: Miftahul Jannah, M.Psi., Psi*
*Educational Psychologist, Children's Activity Books Writer