Jumat, 24 Januari 2014

-=Bunga Mawar dan Kaktus=-

Suatu hari di musim semi yang cerah, mawar merah merekah indah di sebuh taman hutan. Di taman hutan itu, beragam jenis tanaman tumbuh bertetangga. Sebatang pinus yang tumbuh dekat dengan mawar merah berkata tentang mawar, "Bunga yang indah, kuharap aku tumbuh seindah dia." Tanaman yang lain menjawab, "Pinus Sayang, jangan sedih, tidak segala hal yang kita inginkan bisa tercapai."

Mawar merah yang sedari tadi sibuk melihat sekelilingnya berujar,"Tampaknya akulah tanaman yang tercantik di taman hutan ini." Bunga matahari mendongakkan kelopaknya yang berwarna kuning dan bertanya, "Kenapa begitu? Di hutan ini ada banyak tanaman yang juga indah. Kau hanya salah satu di antaranya." Mawar merah menjawab, "Kulihat semua tanaman memandang takjub ke arahaku." Lantas mawar merah melirik kaktus dan berkata, "Lihat tuh pohon jelek yang penuh duri!" Pinus menjawabnya, "Mawar merah, kata-kata apa itu? Memangnya apa arti cantik yang sesungguhnya? Kau juga berduri." Mawar merah yang sombong itu menjawab marah, "Tadinya kukira seleramu bagus! Kau sama sekali tidak paham apa itu cantik. Jangan bandingkan duriku dan duri kaktus yang jelek itu!"

Semua pohon yang ada di sana berguman, "Bunga yang sombong."

Mawar merah mencoba memindahkan akarnya agar menjauh dari kaktus, tapi ia tidak bisa bergerak. Setiap hari ia mengejek kaktus dengan kata-kata yang buruk seperti, "Tanaman tak berguna, sungguh malang nasibku harus bertetangga dengannya." Akan tetapi kaktus tidak pernah merasa sakit hati dengan kata-kata mawar, Dia hanya menjawab, "ALLAH tidak pernah menciptakan sesuatu sia-sia."

Musim semi berlalu, cuaca di hutan semakin hangat. Kehidupan di hutan mulai sulit karena hujan tak kunjung turun. Mawar merah pun mulai layu. Sampai suatu hari mawar merah melihat seekor burung pipit menancapkan paruhnya ke tubuh kaktus, menghisap sesuatu dari sana lalu terbang dengan ceria. Mawar merah yang kebingungan bertanya pada pinus apa yang dilakukan burung pipit tadi. Pinus menjelaskan bahwa burung pipit memperoleh air dari kaktus. "Memangnya tidak sakit ditusuk begitu?" tanya mawar. "Tentu saja sakit, tapi kaktus tidak ingin burung pipit menderita," jawab pinus.

Mawar merah terperangah kaget, "Kaktus punya air?"
"Iya, kau juga bisa minta air darinya. Burung pipit itu bisa membawakan air untukmu jika kau minta pada kaktus," jawab pinus. 

Mawar merah merasa malu atas sikapnya saat musim semi kemarin. Namun akhirnya ia pun meminta air pada kaktus. Kaktus yang baik bersedia membagi air kepada mawar, ia meminta burung pipit membawakan air untuk mawar merah dengan paruhnya. Mulai saat itu mawar merah tak pernah lagi menilai segala sesuatu hanya dari tampilannya saja.

-eMJe, 24 Januari 2014-

#Cerita ini diterjemahkan dari buku "100 Moral Stories" dengan judul asli "The Proud Red Rose" dengan persetujuan penulis.
#“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah SWT sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan lanjut dan bumi (seraya berkata), “Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa neraka.” (QS.3:190-191)

-=Mitos Mozart VS Stimulasi Al-Qur'an=-

Penelitian menunjukkan bahwa musik klasik, khususnya mozart tidak akan menambah kecerdasan bayi. Kenyataannya, mitos bahwa mendengar mozart akan menambah kecerdasan berangkat dari penelitian Francis Rauscher, Ph.D, profesor di University of Wisconsin dkk di kampus Oshkosh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mendengar sonata Mozart salama 10 menit, 79 orang mahasiswa bisa menyelesaikan salah satu bagian dalam tes Stanford Binet, yaitu "kemampuan visual-ruang" dengan lebih baik. Skor mereka meningkat 9-10 poin setelah mendengar Sonata karya Mozart untuk dua piano dalam kunci D Mayor K 448 (saya tulis apa adanya, aslinya kaga ngerti, hehehe). Ternyata, dampak perlakuan tersebut hanya bertahan 8-10 menit. Mendengar Mozart ternyata hanya mempengaruhi suasana hati pendengar, tetapi bukan inteligensi mereka secara keseluruhan. Efek ketenangan setelah mendengar Mozartlah yang membuat hasil tes mereka menjadi lebih baik. Akan tetapi media telah menyebarkan mitos bahwa setiap bayi perlu diperdengarkan musik klasik agar sel otaknya berfungsi. Beralih pada Al-Qur'an, I've prove it by myself bahwa anak saya mudah melafalkan kembali surah-surah pendek yang biasa dia dengar saat masih dalam kandungan. Surah pertama yang berhasil dia lafalkan kembali adalah Al-Fatihah di usia 2 tahun. Saya yakin banyak orang tua memiliki pengalaman yang sama. Cepat-lambat dan banyak-sedikit hafalan Qur'an anak, saya yakin perkara do'a, ikhtiar, kesungguhan, motivasi, dan stimulasi orang tua saja yang membedakannya. Berkait dengan efek ketenangan yang diperoleh dengan mendengar musik klasik, tentunya tidak perlu kita ragukan bahwa dengan membaca dan mendengar Al-Qur'an kita akan mendapat efek yang sama bahkan jauh lebih dahsyat. Amat menarik sepertinya menemukan relasi stimulasi Al-Qur'an terhadap fungsi-fungsi kecerdasan anak. Kalau ada penelitian yang sudah menemukannya bolehlah saya dibagi ya.
~eMJe, 24 Januari 2014~

Selasa, 21 Januari 2014

-=Beban Orang Tua, Derita Anak (1)=-

Saya terperangah takjub menatap baris-baris tulisan yang saya baca di buku "Einstein Never Used Flash Card" by Kathy H-Pasek, PhD. Roberta MG, PhD., & Diane E., PhD, . Meskipun ada beberapa bagian dari terjemahannya menurut saya tidak nyaman dibaca, tetapi betapa. . . oh sungguh betapa. Betapa apa? Anda ingin tahu? Hmm. . . (garuk-garuk dagu), bagi nggak ya? Hehehe. . . Baiklah, saya akan membagikan interesting parts (buat saya tentunya) ke sini. Jadi sepertinya akan berseri. Asyiiik, bisa apdet status banyak-banyak ^^. Okay, lemme start yah. 

----------------
Tidak heran jika orang tua dan pendidik masa kini merasa lelah dan stres, sebab mereka telah terperangkap dalam kincir angin asumsi kultural tentang cara membesarkan dan mendidik generasi selanjutnya. Orang tua mendapat pengetahuan bahwa "Faster is Better", "Lebih cepat itu Lebih Baik," bahwa orang tua harus mendorong anak belajar di tingkat kecepatan yang tinggi. Orang tua mendapat pengetahuan bahwa anak-anak mereka ibarat ruangan kosong yang harus mereka tata karena mereka adalah desainer interior anak-anak mereka.

Pada pertengahan abad 1980-an, Profesor Elkind dari Tufts University membicarakan buku klasiknya, "The Hurried Child". Beliau merasa khawatir dengan pendewasaan dini anak-anak yang terlibat dalam beragam aktivitas berorientasi orang dewasa yang dirancang untuk anak-anak pra sekolah. (Saya tahu tapi tak terlalu tahu hehehe. . . tetapi mungkin di luar sana ada kursus musik, tari, sepakbola, membaca, atau berhitung untuk balita ya? Ah ya, jadi ingat bahkan buku-buku di pasaran juga menawarkannya).

Zaman sekarang, balapan untuk mengubah anak menjadi yang paling berbakat sudah dimulai bahkan sebelum anak lahir. Ketika seorang Ibu hamil hendak membeli perlengkapan bayi ke toko, perhatiannya bukan lagi terfokus pada popok, celana atau baju bayi, tetapi pada sesuatu yang lebih wah, kartu flash dengan gambar di bagian depan dan kata-kata di bagian belakang. Konon kartu itu menawarkan cara terbaik untuk mengomunikasikan pengetahuan baru kepada bayi. Ada juga video yang menawarkan tentang cara mengembangkan otak kanan-otak kiri. Di buku tersebut dituli, bahkan seorang Ibu hamil sampai berpikir apakah otak bayinya tidak akan bisa berkembang tanpa video itu. Ya, berbagai penawaran tentang melejitkan potensi intelektual bayi akhirnya membuat orang tua masa kini banyak yang khawatir dengan perkembangan intelektual bayinya, bahkan sebelum anaknya lahir.

Artikel majalah membujuk orang tua agar berlatih selama hamil dengan janji bahwa itu akan meningkatkan kecerdasan bayi mereka. Iklan di majalah mendorong orang tua untuk membeli berbagai macam CD untuk disajikan pada anak-anak mereka kelak kalau sudah lahir. Begitu bayi lahir, dorongan untuk memindahkan mereka secepat mungkin ke kompetensi orang dewasa semakin meningkat. Mereka didorong untuk lebih cepat memiliki keterampilan membaca serta lebih dini memiliki kemampuan berhitung. Penelitian menunjukkan bahwa 65% orang tua percaya bahwa kartu flash "sangat efektif" untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak usia 2 tahun. Dan lebih dari 1/3 orang tua yang disurvey percaya bahwa memainkan Mozart untuk bayi mereka akan meningkatkan perkembangan otak anak mereka. Ya, bisnis pendidikan bayi telah menemukan konsumennya.
---------------
Hayo. . . hayo, siapa yang kasih flash card ke bayinya?
Tujuannya apa?
Pengen anak pintar?
Pengen anak bisa cepat membaca?
Pengen anak tampak lebih "hebat" daripada anak lain seusianya?
Jawab-jawab di comments ya. . .

I will continue my resume on next status.

Rabu, 01 Januari 2014

Manfaat Memiliki Binatang Peliharaan Bagi Anak



Secara teoritis, konon memiliki binatang peliharaan mempunyai dampak yang sangat baik bagi kesehatan anak, baik kesehatan fisiologis maupun kesehatan psikologis. Secara praktis, mengizinkan Zahro, puteri saya memiliki binatang peliharaan dalam amatan saya mempunyai dampak positif yang cukup banyak, di antaranya:
1. Belajar peduli.
Dengan memperhatikan apakah binatang peliharaannya sudah makan/belum, kandangnya sudah dibersihkan/belum, dia belajar peduli pada binatang-binatang itu.
2. Belajar empati.
Ketika tempat makan binatangnya kosong, air minumnya habis atau kandangnya kotor, muncul rasa kasihan di dirinya. Reaksinya biasanya bergegas mengambilkan makan atau memberitahu Umi/Abi bahwa makanan/minuman binatang peliharaannya habis.
3. Belajar kelembutan.
Momen-momen berinteraksi fisik dengan binatang peliharannya jelas sekali berdampak positif terhadap perilaku lembutnya. Tubuh binatang yang kecil itu tentu harus ia pegang dengan sangat hati-hati.

4. Belajar berkasih-sayang.
Saking sayangnya, sampai-sampai binatang peliharaannya harus masuk kamar tidur, harus di sebelahnya saat dia makan, intinya pada banyak kesempatan seandainya memungkinkan maka binatang itu harus ada di dekatnya.

5. Dia belajar berekspresi.
Katanya dia bisa bicara pada binatang. . . Hehehe. . . Tentu saja itu hanya imajinasinya. Tetapi punya binatang peliharaan membuatnya  belajar berekspresi dengan mengajak binatang peliharaannya mengobrol. Kadang-kadang dia juga menerjemahkan gerakan fisik si binatang semaunya dia. Hehehe. . .
6. Belajar bertanggungjawab
Yang satu ini mungkin akan menjadi bagian pembelajaran dia nantinya, yaitu bertanggungjawab terhadap makan-minum dan kebersihan binatang peliharaannya. Saat ini sebagian besar urusan membersihkan kandang dan memberi makan memang masih dikerjakan oleh Umi dan Abi, karena dari keterampilan dan kemampuannya Zahro belum mumpuni.

Ada beberapa hewan yang sering berinteraksi langsung dengan Zahro. Ada yang memang sengaja dipelihara (maksudnya ikut berdiam di rumah kami), ada juga yang sekedar diberi makan saja. Yang sampai saat ini masih setia menemani Zahro adalah seekor hamster yang dia beri nama "Hamster imut" dan dua ekor ikan kecil-kecil. Adapun yang hanya dia beri makan saja adalah kucing kampung yang suka tidur di teras rumah kami.


Djogdja, 1 Januari 2014